Keakuratan artikel ini diragukan dan artikel ini perlu diperiksa ulang dengan mencantumkan referensi yang dapat dipertanggungjawabkan. |
Informasi pribadi | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Nama lengkap | Xavier Hernández Creus | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tanggal lahir | 25 Januari 1980 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tempat lahir | Terrassa, Spanyol | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tinggi | 170 cm (5 ft 7 in) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Posisi bermain | Gelandang | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Informasi klub | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Klub saat ini | Barcelona (manajer) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Karier junior | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1984–1997 | Barcelona | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Karier senior* | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tahun | Tim | Tampil | (Gol) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1997–1999 | Barcelona B | 55 | (3) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1998–2015 | Barcelona | 505 | (58) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2015–2019 | Al Sadd | 82 | (21) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Total | 642 | (82) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tim nasional | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1997 | Spanyol U-17 | 10 | (2) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1997–1998 | Spanyol U-18 | 10 | (0) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1999 | Spanyol U-20 | 6 | (2) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1998–2001 | Spanyol U-21 | 26 | (7) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2000 | Spanyol U-23 | 6 | (2) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2000–2014 | Spanyol | 133 | (13) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1998–2014 | Catalunya | 12 | (2) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kepelatihan | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2019–2021 | Al Sadd | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2021– | Barcelona | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Prestasi
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik |
Xavier Hernández Creus (lahir 25 Januari 1980), lebih dikenal sebagai Xavi, adalah seorang manajer dan mantan pemain sepak bola profesional Spanyol yang saat ini menjadi manajer klub La Liga Barcelona. Secara luas ia dianggap sebagai salah satu gelandang terbaik sepanjang masa, Xavi terkenal karena operannya, visinya, retensinya pada bola, dan kepandaianya menetukan posisi ketika bermain.
Xavi bergabung dengan La Masia, akademi remaja Barcelona, pada usia 11 tahun, dan melakukan debut di tim utama melawan Mallorca pada Agustus 1998. Secara keseluruhan, ia memainkan 767 pertandingan resmi, sebuah rekor klub pada masanya (sekarang rekor dipegang oleh Lionel Messi) dan mencetak 85 gol. Xavi adalah pemain pertama dalam sejarah klub yang memainkan 150 pertandingan secara keseluruhan di kompetisi Eropa maupun Piala Dunia Antarklub FIFA. Bersama Barcelona, Xavi memenangkan delapan gelar La Liga dan empat gelar Liga Champions UEFA. Xavi berada di urutan ketiga pada penganugerahan Pemain Terbaik Dunia FIFA 2009, selanjutnya ia selalu berada di urutan ketiga pada penghargaan FIFA Ballon d'Or 2010 dan 2011. Pada 2011, ia menjadi runner-up di belakang Lionel Messi pada ajang Penghargaan Pemain Terbaik UEFA di Eropa. Pada 2015, ia meninggalkan Barcelona untuk pindah ke Al Sadd, di mana ia memenangkan empat trofi di sana sebelum pensiun pada 2019. Ia adalah salah satu dari sedikit pemain yang tercatat telah membuat lebih dari 1.000 penampilan selama karier profesionalnya.
Bersama Spanyol, Xavi memenangkan Kejuaraan Dunia Remaja FIFA pada tahun 1999, dan meraih medali perak pada Olimpiade 2000. Setelah melakukan debut di tim senior pada tahun 2000, ia lalu bermain sebanyak 133 kali untuk negaranya, dan merupakan sosok yang berpengaruh dalam kesuksesan tim. Ia memainkan peran integral dalam kemenangan Spanyol di Piala Dunia FIFA 2010, serta kemenangan mereka di Kejuaraan Eropa UEFA 2008 dan Kejuaraan Eropa UEFA 2012. Ia dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Turnamen pada Kejuaraan Eropa UEFA 2008, dan menjadi bagian dari Tim Terbaik Turnamen Kejuaraan Eropa UEFA pada 2008 dan 2012. Ia menciptkan dua assist pada Final Kejuaraan Eropa UEFA 2012, Xavi menjadi pemain pertama yang mencatatkan assist di dua final Kejuaraan Eropa yang berbeda, setelah sebelumnya membuat assist untuk satu-satunya gol di laga final tahun 2008. Setelah Piala Dunia FIFA 2014, Xavi mengumumkan pensiun dari tim nasional.
Xavi dianugerahi penghargaan Playmaker Terbaik Dunia IFFHS sebanyak empat kali, semuanya berturut-turut antara 2008 hingga 2011. Namanya masuk dalam FIFA FIFPro World XI sebanyak enam kali: 2008 hingga 2013, dan Tim Terbaik Tahunan UEFA lima kali: 2008 hingga 2012. Pada tahun 2020, Xavi masuk dalam Tim Impian Ballon d'Or, sebelas pemain terbaik sepanjang masa yang diterbitkan oleh majalah France Football. Xavi dianugerahi Penghargaan Pangeran Asturias pada tahun 2012, dan ia memenangkan 32 trofi sepanjang kariernya, hal tersebut menjadikannya sebagai pemain Spanyol yang paling banyak mendapat penghargaan sepanjang sejarah, ia berada di belakang mantan rekan setimnya Andrés Iniesta. Setelah pensiun, Xavi beralih menjadi pelatih, dan ia diangkat sebagai manajer di klub Liga Bintang Qatar Al Sadd pada Mei 2019. Pada November 2021, Xavi diangkat sebagai manajer di bekas klubnya Barcelona.
"Saya cukup beruntung dibesarkan dengan etos Barcelona. Yang telah mengajari saya sebuah nilai untuk menjadi bagian dari sebuah tim. 'Hari ini untukmu, besok untukku.' Kualitas-kualitas seperti itu sangat penting untuk kehidupan secara umum."
—Xavi saat mempelajari etos tim Barcelona ketika berada di akademi remaja klub, La Masia.
Lahir di Terrassa, Barcelona, Catalunya, Xavi adalah produk dari La Masia, akademi remaja FC Barcelona. Ia bergabung pada usia 11 tahun setelah sebelumnya bermain di UFB Jàbac Terrassa dan Terrassa FC. Ayahnya, Joaquim, adalah mantan pemain Sabadell di divisi utama. Xavi berhasil melewati tim remaja dan cadangan serta merupakan anggota kunci tim Barcelona B asuhan Josep Maria Gonzalvo yang memenangkan promosi ke Divisi Kedua.
Meskipun ia awalnya terinspirasi oleh playmaker yang juga merupakan rekan senegaranya Pep Guardiola, tetapi sebagai seorang anak kecil Xavi juga banyak menonton sepak bola Inggris, dan melihat gelandang-gelandang seperti John Barnes, Paul Gascoigne dan Matt Le Tissier.
Kemajuannya melalui tim muda membuatnya mendapatkan panggilan untuk penampilan di tim sebagai cadangan pertama dalam pertandingan persahabatan melawan Southampton pada 12 Mei 1998 dan ia membuat debut kompetitif pada tanggal 18 Agustus 1998 di final Piala Super, di mana ia mencetak gol melawan RCD Mallorca. Debut di La Liga datang saat melawan Valencia CF pada tanggal 3 Oktober 1998 dalam kemenangan 3-1 untuk Barcelona. Awalnya menampilkan beberapa kali untuk tim cadangan dan tim senior, Xavi mencetak satu-satunya gol dalam kemenangan 1-0 atas Real Valladolid ketika Barcelona bertanding untuk yang ke-10 di liga. Berkelanjutan, kinerja yang mengesankan membawanya menjadi anggota kunci dari tim yang memenangkan gelar Louis van Gaal. Xavi menyelesaikan musim debutnya dengan 26 pertandingan yang dimainkan dan memenangkan Liga Spanyol. Dia juga masuk dalam 1999 La Liga Breakthrough Player of the Year.
Xavi menjadi playmaker utama Barcelona setelah cederanya Pep Guardiola di musim 1999-00.
Dalam tahun-tahun musim 2001-03, FC Barcelona berada di ambang kebangkrutan dan berjuang untuk menjaga tempat dalam kasta elit Liga Spanyol. Dengan generasi yang dimiliki seperti Cocu, Rivaldo, Kluivert dan rekan mudanya Puyol, Xavi menjadi salah satu pemain yang mendominasi permainan. Bermain di lini tengah, tetapi dengan peran yang lebih defensif, Xavi membuat 20 assist dan mencetak 7 gol dalam dua musim. Pada tanggal 16 Maret 2002 Xavi mencetak gol pertamanya di El Clasico.
Dia dinobatkan sebagai wakil kapten di musim 2004-05 dan membantu tim Catalan itu untuk memenangkan Liga Spanyol dan Piala Super Spanyol.
Xavi masuk dalam La Liga Spanyol Player of the Year pada tahun 2005.
Pada musim 2005-06, Xavi mendapat cedera robek ligamen di lutut kirinya saat sesi latihan, ia absen selama empat bulan, kehilangan banyak bagian dari musim ini, tetapi kembali pada bulan April dan berada di bangku cadangan ketika masa akhir UEFA Champions League 2006. Ia juga memenangkan Liga Spanyol dan Piala Super Spanyol lagi.
Dia adalah bagian utama dari treble winner Barcelona dan mencetak gol ke-4 dalam kemenangan di final Copa del Rey 2008-09 melawan Athletic Bilbao 4-1, dengan tendangan bebas. Di La Liga, di antara banyak pertandingan, salah satu yang paling signifikan adalah kemenangan 6-2 di laga El Clásico vs Real Madrid pada tanggal 2 Mei. Ia membantu 4 dari 6 gol ( sekali untuk Puyol, sekali untuk Henry dan dua kali untuk Messi ). Akhirnya, Xavi membantu Barcelona memenangkan Final Liga Champions 2009 melawan Manchester United, yang berakhir dengan skor 2-0, membantu gol kedua dengan melewatkan bola ke sundulan Lionel Messi di menit 69. Xavi terpilih sebagai "Gelandang terbaik UEFA Champions League" untuk kontribusinya selama memenangkan UEFA Champions League 2008-09 untuk Barcelona. Xavi pemberi assist tertinggi di La Liga dengan 20 assist. Ia juga tertinggi dalam memberi assist pemain dalam Liga Champions dengan perolehan 7 assist. Xavi mengoleksi 29 assist secara keseluruhan di musim itu.[butuh rujukan]
Xavi berada di bawah kontrak untuk Barca hingga 2014 setelah memperpanjang kontraknya selama musim 2008-09. Kontrak baru akan membuat dia sebagai salah satu penerima gaji klub terbesar, dan memberikan hak dia untuk € 7.500.000 per tahun.[butuh rujukan]
Selama musim 2009-10, wartawan mencatat kontribusi Xavi ke sisi Barcelona (moneter). Sebagai contoh:
"Cukup hanya gelandang terbaik dari era modern. Kelas dunia selama beberapa tahun ini, itu adalah tiga musim terakhir ini khususnya di mana pemain berusia 30 tahun ini tidak tersentuh kehebatannya. Passing Xavi lebih diatas dari Michel Platini, ia menciptakan gol yang tak terhitung jumlahnya dengan jenius melalui bola sementara hampir tidak pernah melepaskan possesion bola."
Pada musim 2009-10, Xavi sedang berada di puncak klasemen assist dan disediakan baik membantu dalam hilangnya 2-0 Barcelona melawan Real Madrid di Santiago Bernabeu. Dia diakui sebagai 2 pemain terbaik dari Barcelona dalam voting musim ini selama Barcelona memenangkan gelar liga dengan rekor 99 poin.[butuh rujukan] Pada tanggal 3 Juni 2010, surat kabar yang berpusat di Madrid Marca menempatkan Xavi di tempat ketiga di Trofeo tahunan Alfredo di Stefano. Penghargaan untuk pemain terbaik di La Liga, di belakang Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.
Pada tanggal 9 Juni 2010, Xavi menandatangani kontrak 4 tahun baru dengan klub, yang dapat secara otomatis diperpanjang sampai dengan 30 Juni 2016 berdasarkan jumlah permainan yang dimainkan. Pada tanggal 29 November dia mencetak gol ketiga melawan saingan berat mereka Real Madrid dalam kemenangan kandang 5-0. Pada tanggal 18 Desember ia mencetak gol lagi melawan RCD Espanyol dalam kemenangan 1-5 . Di Liga Champions, Xavi mencetak gol berharga saat melawan klub Inggris Arsenal di pertandingan kandang Liga Champions yang membuat Barcelona melaju ke perempat final dengan dibantu dengan rekan setimnya seperti David Villa.
Dia adalah salah satu dari tiga finalis untuk FIFA Ballon d'Or 2010, bersama rekan di Barcelona Lionel Messi dan Andrés Iniesta. Dia finish ketiga di belakang suara Messi dan Iniesta. Ia kalah tipis dengan Messi untuk memenangkan Player of the Year penunjukanan dari World Soccer Magazine.
Pada tanggal 2 Januari 2011, dalam pertandingan liga melawan Levante UD, Xavi membuat penampilan 549 untuk klub di semua kompetisi, menyamai rekor yang dipegang oleh Migueli. Setelah pertandingan ini Xavi adalah pemain dengan penampilan terbanyak dengan Barcelona sepanjang masa .
Xavi memulai musim 2011-12 dan mencetak gol dengan baik dan tampaknya tumbuh dalam pengaruhnya tim meskipun kembalinya lama diantisipasi dari Cesc Fàbregas dan pemain promosi Thiago Alcântara untuk menciptakan persaingan tambahan bagi tempatnya di lini tengah Barca yang bertabur bintang.
Pada tanggal 18 Desember, di final Piala Dunia Antarklub (4-0 melawan Santos), Xavi mencetak gol dan membuat kemenagan sempurna saat memberi assit untuk Lionel Messi, setelah bola sedikit di belakangnya, Xavi membawa bola ke bawah dengan kaki terkokang, secara efektif menggunakan pergelangan kakinya untuk mengontrolnya, sebelum mengalir lulus melalui Messi, yang kemudian mencetak gol pertama.
Xavi mencetak gol kemenangan dalam pertandingan Grup H melawan Milan, pertandingan penting untuk kemajuan Barcelona di Liga Champions.
Pada tanggal 18 Desember 2012, diumumkan bahwa Barcelona memperbaharui kontrak Xavi, memperpanjang sampai dengan 30 Juni 2016. Xavi mencetak gol vs Real Madrid dalam pertandingan yang dimenangkan Barcelona 3-1. Xavi masuk dalam satu formasi tahunan yang diwakili oleh FIFA.
Xavi bermain untuk Spanyol pada Olimpiade 2000, Piala Dunia 2002, Kejuaraan Eropa 2004, Piala Dunia 2006, Kejuaraan Eropa 2008, Piala Konfederasi 2009, Piala Dunia 2010, Kejuaraan Eropa 2012, Piala Konfederasi 2013 dan Piala Dunia 2014. Pada tahun 1999 ia adalah bagian dari tim Spanyol yang memenangkan Kejuaraan Dunia Remaja FIFA di Nigeria, Xavi mencetak dua gol pada turnamen tersebut.
Xavi dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Turnamen Kejuaraan Eropa UEFA 2008 setelah Spanyol mengalahkan Jerman 1–0 di final. Xavi sangat dominan di lini tengah, di mana operannya dan kepandaiannya membaca permainan sangat penting bagi kesuksesan Spanyol, ia memimpin negaranya meraih gelar pertama mereka sejak Kejuaraan Eropa 1964. Andy Roxburgh, kepala Komite Teknis UEFA, mengatakan, "Kami memilih Xavi karena ia melambangkan gaya permainan Spanyol. Ia berpengaruh dalam seluruh penguasaan bola, operan dan penetrasi dalam permainan yang dimainkan Spanyol."
Xavi mencetak gol pertama di semifinal melawan Rusia, yang akhirnya dimenangkan Spanyol 3–0. Di final, ia mengirimkan umpan kepada Fernando Torres yang lalu dikonversikannya menjadi gol kemenangan bagi Spanyol.
Xavi masuk dalam skuad Spanyol untuk Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, di mana pada ajang tersebut Spanyol akhirnya memenangkan Piala Dunia pertama mereka. Selama turnamen, ia memberikan operan paling akurat, 599 operan dengan tingkat keberhasilan mencapai 91%, dan ia mengoper bola di dalam kotak penalti lebih banyak daripada pemain lain di turnamen. Pada pertandingan final ia membuat 57 operan akurat ke lini depan. Xavi juga menempuh 80,20 kilometer sepanjang kompetisi, rata-rata sekitar 11,5 kilometer per pertandingan, lebih banyak dari pemain mana pun. Di laga final, ia menempuh jarak hampir 15 kilometer.
Xavi adalah detak jantung tim Spanyol, pria yang mendikte denyut tiki-taka melalui operan demi operan. Ia mungkin hanya bertinggi badan 5 kaki 7 inci dengan gaya berjalan yang aneh, tetapi tidak ada pemain yang lebih memengaruhi cara seluruh timnya bermain selain dirinya. Ia tidak mencetak gol, tidak benar-benar melakukan tekel: ia hanya mengoper dan mengoper dengan presisi dan kecerdasan yang tak tertandingi oleh rekan-rekannya.
— Duncan White dari The Telegraph berbicara tentang Xavi pada Piala Dunia 2010.
Pada pertandingan babak 16 besar melawan Portugal, Xavi memberikan umpan dengan tumit (backheel) pada menit ke–63 kepada David Villa. Meskipun tembakan kaki kiri Villa dapat diblok oleh kiper Eduardo, tetapi bola yang memantul dapat Villa selesaikan menjadi gol lewat tendangan kaki kanannya dan gol tersebut menjadi gol kemenangan bagi Spanyol. Pada laga semifinal melawan Jerman, Xavi mengirimkan bola melalui tendangan sudut ke dalam area kotak penalti, di mana kemudian Carles Puyol menyundul bola tersebut ke sudut kanan atas gawang Jerman, bola pun masuk dan menjadi sebuah gol. Spanyol mendominasi penguasaan bola sepanjang kompetisi, rata-rata penguasaan bolanya 59% selama tiga pertandingan grup mereka, dan melakukan 44 operan per tembakan sepanjang Piala Dunia, sebagian besar berkat trio lini tengah Xavi, Iniesta, dan Xabi Alonso, Spanyol juga menyelesaikan lebih banyak operan (3.547) daripada tim peserta Piala Dunia mana pun sejak 1966.
Xavi bermain untuk Spanyol di Kejuaraan Eropa UEFA 2012 yang akhirnya dimenangkan Spanyol setelah mengalahkan Italia 4–0 di final. Xavi melakukan 136 operan (127 di antaranya dapat diselesaikannya dengan tingkat keberhasilan 94%) selama kemenangan 4–0 Spanyol dalam pertandingan babak grup melawan Republik Irlandia, lebih banyak dari pemain mana pun dalam pertandingan Kejuaraan Eropa. Rekor sebelumnya 117 operan dibuat oleh Ronald Koeman dalam pertandingan Kejuaraan Eropa UEFA 1992 antara Belanda dan Denmark. Xavi dan Andrés Iniesta membuat 229 operan dalam pertandingan tersebut, lebih banyak daripada yang dilakukan tim Irlandia secara keseluuhan. "Pum, pum, pum, pum" adalah bagaimana Xavi menggambarkan suara irama bola yang bergerak antara dirinya dan rekannya di lini tengah.
Xavi memberikan dua assist pada laga final, untuk Jordi Alba dan Fernando Torres, hal itu menjadikannya sebagai pemain pertama yang membuat assist pada dua final Kejuaraan Eropa. Kemenangan Spanyol di turnamen itu membuat Xavi menjadi pemain yang paling banyak meraih gelar dalam sejarah sepak bola Spanyol, status yang sebelumnya juga dipegang bersama oleh dirinya dan Carles Puyol, tetapi Puyol melewatkan turnamen tersebut.
Pada 5 Agustus 2014, setelah Piala Dunia 2014 di mana Spanyol tersingkir di babak grup, Xavi mengumumkan pengunduran dirinya dari sepak bola internasional, setelah membuat 133 penampilan dalam periode 14 tahun. Manajer Spanyol saat memenangkan Piala Dunia, Vicente del Bosque memberi penghormatan kepada dirinya dengan menyatakan bahwa Xavi adalah "bagian penting dari gaya permainan tim" dan "ia lebih penting bagi kami daripada manajer", del Bosque juga menambahkan, "Kami akan merindukannya baik di dalam atau di luar lapangan. Ia adalah pemain yang sangat kami hargai baik secara pribadi maupun sebagai pemain. Ia adalah dan akan selalu menjadi pribadi dan pemain yang sangat dihargai oleh federasi, staf pelatih, dan saya sendiri."
Pada 28 Mei 2019, diumumkan bahwa Xavi akan menjadi manajer Al Sadd dengan kontrak dua tahun. Xavi membantu klub mencapai babak semifinal Liga Champions AFC di mana mereka dikalahkan oleh Al-Hilal FC dengan agregat 6–5. Di liga, klub tersebut finis di posisi ketiga. Pada musim 2019–20, Xavi membawa timnya meraih satu trofi domestik, Piala Qatar. Di Liga Champions AFC 2020, Al Sadd mencapai babak 16 besar tetapi dieliminasi dengan skor 1–0 oleh Persepolis. Selama 97 pertandingan yang dipegang oleh Xavi selama dua setengah tahun, ia membawa klub meraih tujuh trofi. Pada 3 November 2021, Al Sadd bermain imbang 3–3 melawan Al-Duhail dalam pertandingan terakhirnya sebagai pelatih. Dua hari kemudian, Al Sadd mengumumkan kepindahan Xavi ke Barcelona setelah klausa pelepasannya dibayarkan.
Pada 6 November 2021, Xavi kembali ke bekas klubnya, Barcelona, sebagai manajer baru menggantikan Ronald Koeman, dengan kontrak hingga Juni 2024. Setelah kedatangannya, Xavi menerapkan aturan yang lebih ketat bagi para pemain, termasuk pengenalan kembali denda, kedatangan awal untuk latihan, dan pelacakan aktivitas di luar lapangan pemain.
Dalam pertandingan pertamanya sebagai pelatih, Barcelona mengalahkan rival lokal Espanyol dengan skor 1–0 di Camp Nou dalam La Liga untuk memenangkan Derby Catalan pertamanya sebagai manajer. Pada 4 Desember, Xavi mengalami kekalahan pertamanya sebagai manajer Barcelona setelah kalah 0–1 dari Real Betis di kandang dalam La Liga. Dalam kampanye Liga Champions pertamanya, Xavi mengambil alih dengan dua pertandingan sisa di fase grup. Setelah bermain imbang 0–0 dengan Benfica di Camp Nou pada 23 November dan kalah 0–3 dari Bayern Munich pada 8 Desember di Allianz Arena, Barcelona finis di posisi ketiga dalam
fase grup, sehingga memasukkan mereka ke Liga Europa babak gugur play-off. Pada 12 Januari 2022, dalam Clásico pertamanya sebagai pelatih, Barcelona dikalahkan oleh Real Madrid dengan skor 2–3 pada akhir perpanjangan waktu dalam semi-final Supercopa de España. Barcelona tersingkir secara cepat dari Copa del Rey setelah kalah 2–3 dari Athletic Bilbao pada akhir perpanjangan waktu di babak 16. Pada jendela transfer musim dingin, Barcelona memperkuat lini serang mereka dengan merekrut Ferran Torres dan Pierre-Emerick Aubameyang serta Adama Traoré sebagai pemain pinjaman. Setelah beberapa bulan awal yang sulit bagi Xavi, Barcelona dengan cepat memperbaiki performa mereka dengan peran besar dari pemain-pemain baru tersebut. Tim memasuki rentetan 14 pertandingan tanpa kekalahan dimulai dengan kemenangan 0–1 atas Alavés di La Liga, selama rentetan ini mereka mencetak empat gol dalam 6 dari 11 pertandingan dan juga lolos ke perempat final Liga Europa. Pada 20 Maret, Xavi memenangkan Clásico pertamanya sebagai manajer dengan mengalahkan Real Madrid 0–4 di La Liga di Santiago Bernabéu, mengakhiri rentetan lima kekalahan Clásico mereka dan memperpanjang rentetan tanpa kekalahan mereka menjadi 12 pertandingan. Pada 14 April, Xavi dan timnya yang hampir melakukan comeback monumental, tersingkir dari perempat final UEL oleh Eintracht Frankfurt, mengakhiri rentetan 15 pertandingan tanpa kekalahan mereka. Di La Liga, dia membawa Barcelona finis di posisi kedua setelah awalnya berada di posisi kesembilan ketika dia mengambil alih.
Pada Liga Champions UEFA 2022–23, Barcelona finis di posisi ketiga dalam grup mereka di belakang Bayern Munich dan Inter Milan, sehingga turun ke Liga Europa untuk musim kedua berturut-turut. Pada 15 Januari 2023, Barcelona memenangkan gelar pertamanya di bawah Xavi, setelah mengalahkan Real Madrid 3–1 dalam Final Supercopa de España. Pada 14 Mei 2023, Barcelona mengamankan gelar La Liga Spanyol 2022–23 setelah mengalahkan rival Espanyol 4–2, dengan Xavi membawa klub meraih gelar liga pertamanya sejak musim 2018–19. Pada 22 September 2023, diumumkan bahwa dia memperpanjang kontraknya di klub hingga 2025.[butuh rujukan]
Sejumlah hasil yang mengecewakan selama Desember dan Januari, termasuk kekalahan 4–1 dan 4–2 dari Real Madrid dan Athletic Bilbao secara berturut-turut dalam piala, menyebabkan peningkatan tekanan dan pemeriksaan terhadap Xavi. Setelah kekalahan 3–5 di kandang dari Villarreal pada 27 Januari, meninggalkan klub 10 poin di belakang pemimpin klasemen Real Madrid, dia mengumumkan bahwa dia akan meninggalkan klub setelah berakhirnya musim.
Klaim bahwa Xavi adalah salah satu gelandang tengah terbaik dari generasinya dan mungkin sepanjang masa mengandalkan sebagian besar pada kemampuannya untuk menemukan dan mengeksploitasi ruang. Saat ia berkata: "Itulah yang saya lakukan, mencari ruang sepanjang hari aku selalu mencari" Xavi secara abnormal memiliki visi yang baik, menentukan akurat passing dan kontrol bola kelas dunia memungkinkan dia untuk mendikte aliran bermain dan menguasai bola. Kemampuannya untuk sepenuhnya mengendalikan jalannya pertandingan dimana dia mendapat julukan, "The Puppet Master".
Xavi memiliki kesepakatan sponsor dengan pemasok pakaian dan peralatan olahraga Jerman Adidas dan muncul dalam iklan Adidas bersama Lionel Messi, Luis Suárez dan Robin van Persie. Karena disponsori Adidas, Xavi pun memakai sepatu-sepatu Adidas Predator.
Pada November 2014, Xavi ikut serta dalam kampanye bertajuk "11 melawan Ebola" yang diselenggarakan oleh FIFA bersama dengan sejumlah pemain sepak bola top dari seluruh dunia, termasuk Cristiano Ronaldo, Neymar, Gareth Bale dan Didier Drogba. Dengan slogan "Bersama, kita bisa mengalahkan Ebola", kampanye FIFA itu dilakukan atas kerja sama dengan Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) dan pakar kesehatan. Para pemain itu memegang 11 pesan untuk meningkatkan kesadaran akan penyakit ini dan cara memeranginya.
Sejak Juli 2013, Xavi menikah dengan Nuria Cunillera. Putri mereka, Asia, lahir pada tahun 2016.
KLub | Musim | Liga | Piala Nasional | Kontinental | Lainnya | Total | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Divisi | Tampil | Gol | Tampil | Gol | Tampil | Gol | Tampil | Gol | Tampil | Gol | ||
Barcelona B | 1997–1998 | Segunda División B | 33 | 2 | – | – | 6 | 0 | 39 | 2 | ||
1998–1999 | Segunda División | 18 | 0 | – | – | – | 18 | 0 | ||||
1999–2000 | Segunda División B | 4 | 1 | – | – | – | 4 | 1 | ||||
Total | 55 | 3 | – | – | 6 | 0 | 61 | 3 | ||||
Barcelona | 1998–1999 | La Liga | 17 | 1 | 2 | 0 | 6 | 0 | 1 | 1 | 26 | 2 |
1999–2000 | La Liga | 24 | 0 | 4 | 1 | 10 | 1 | 0 | 0 | 38 | 2 | |
2000–2001 | La Liga | 20 | 2 | 7 | 0 | 9 | 0 | – | 36 | 2 | ||
2001–2002 | La Liga | 35 | 4 | 1 | 0 | 16 | 0 | – | 52 | 4 | ||
2002–2003 | La Liga | 29 | 2 | 1 | 0 | 14 | 1 | – | 44 | 3 | ||
2003–2004 | La Liga | 36 | 4 | 6 | 0 | 7 | 1 | – | 49 | 5 | ||
2004–2005 | La Liga | 36 | 3 | 1 | 0 | 8 | 0 | – | 45 | 3 | ||
2005–2006 | La Liga | 16 | 0 | 0 | 0 | 4 | 0 | 2 | 0 | 22 | 0 | |
2006–2007 | La Liga | 35 | 3 | 7 | 2 | 7 | 0 | 5 | 1 | 54 | 6 | |
2007–2008 | La Liga | 35 | 7 | 7 | 1 | 12 | 1 | – | 54 | 9 | ||
2008–2009 | La Liga | 35 | 6 | 5 | 1 | 14 | 3 | – | 54 | 10 | ||
2009–2010 | La Liga | 34 | 3 | 3 | 2 | 11 | 1 | 5 | 1 | 53 | 7 | |
2010–2011 | La Liga | 31 | 3 | 6 | 0 | 12 | 2 | 1 | 0 | 50 | 5 | |
2011–2012 | La Liga | 31 | 10 | 7 | 2 | 9 | 1 | 4 | 1 | 51 | 14 | |
2012–2013 | La Liga | 30 | 5 | 5 | 0 | 11 | 1 | 2 | 1 | 48 | 7 | |
2013–2014 | La Liga | 30 | 3 | 5 | 0 | 10 | 1 | 2 | 0 | 47 | 4 | |
2014–2015 | La Liga | 31 | 2 | 3 | 0 | 10 | 0 | – | 44 | 2 | ||
Total | 505 | 58 | 70 | 9 | 170 | 13 | 22 | 5 | 767 | 85 | ||
Al Sadd | 2015–2016 | Liga Bintang Qatar | 24 | 3 | 3 | 0 | 1 | 0 | 2 | 0 | 30 | 3 |
2016–2017 | Liga Bintang Qatar | 26 | 10 | 3 | 0 | 1 | 0 | 2 | 0 | 32 | 10 | |
2017–2018 | Liga Bintang Qatar | 18 | 6 | 0 | 0 | 7 | 1 | 3 | 0 | 28 | 7 | |
2018–2019 | Liga Bintang Qatar | 14 | 2 | 3 | 0 | 8 | 3 | 2 | 0 | 27 | 5 | |
Total | 82 | 21 | 9 | 0 | 17 | 4 | 9 | 0 | 117 | 25 | ||
Total karier | 642 | 82 | 79 | 9 | 187 | 17 | 37 | 5 | 945 | 113 |
Tim | Tahun | Kompetitif | Persahabatan | Total | |||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Tampil | Gol | Tampil | Gol | Tampil | Gol | ||
Spanyol | 2000 | – | 1 | 0 | 1 | 0 | |
2001 | 1 | 0 | – | 1 | 0 | ||
2002 | 5 | 0 | 4 | 0 | 9 | 0 | |
2003 | 3 | 0 | 2 | 0 | 5 | 0 | |
2004 | 2 | 0 | 4 | 0 | 6 | 0 | |
2005 | 8 | 0 | 3 | 1 | 11 | 1 | |
2006 | 6 | 1 | 4 | 1 | 10 | 2 | |
2007 | 8 | 3 | 3 | 0 | 11 | 3 | |
2008 | 9 | 1 | 6 | 2 | 15 | 3 | |
2009 | 9 | 0 | 5 | 0 | 14 | 0 | |
2010 | 8 | 0 | 7 | 0 | 15 | 0 | |
2011 | 5 | 2 | 4 | 0 | 9 | 2 | |
2012 | 9 | 0 | 3 | 1 | 12 | 1 | |
2013 | 8 | 1 | 3 | 0 | 11 | 1 | |
2014 | 1 | 0 | 2 | 0 | 3 | 0 | |
Total | 82 | 8 | 51 | 5 | 133 | 13 |
Tim | Dari | Hingga | Catatan | Ref. | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Mn | M | S | K | % Menang | ||||
Al Sadd | 28 Mei 2019 | 6 November 2021 | 102 | 67 | 17 | 18 | 65,7 | |
Barcelona | 6 November 2021 | Sekarang | 0 | 0 | 0 | 0 | — | |
Total | 102 | 67 | 17 | 18 | 65,7 |
Spanyol U-20
Spanyol U-23
Spanyol
Al Sadd
Barcelona
^1 1 Anggota tim nasional sepak bola Spanyol yang memenangkan Piala Dunia FIFA 2010 diberikan penghargaan ini secara bersama-sama
^2 2 Diberikan bersama dengan Iker Casillas
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama White Telegraph
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama CCL